SMART

Kecerdasan itu sublim.

CREATIVITY

Menyelinap dan menggetarkan.

INSTRUMENTATION

Efisiensi dan akselarasi.

IDEA

Serba tak terduga.

SOMETHING DIFFERENT AND NEW

Kiat untuk menarik perhatian.

Sunday, October 10, 2010

Kartunis Indonesia Melukis?

Oleh Darminto M Sudarmo

Bukti bahwa kartunis Indonesia, khususnya para kartunis lepas, gelisah, sudah terlihat sejak tahun 1980-an. Maka ketika terjadi “Pertemuan Kartunis Nasional” yang bertempat di Balai Wartawan – Semarang, Jawa Tengah (sekarang: Hotel Ciputra-Simpang Lima) pada 1984-an, dengan agenda besar yang diusung: upaya pemberdayaan kartunis terkait dengan posisinya sebagai profesi, mudah ditebak apa yang terjadi kemudian: kartunis Indonesia “menggugat”. Menggugat pada siapa? Tentu saja menggugat pada pihak pemegang otoritas rubrik kartun di media atau redaktur penjaga gawang, supaya porsi pemuatan untuk karya kartun lebih diseriusi (kuantitasnya, diperbanyak). Salah satu rekomendasi yang dicuatkan saat itu adalah mengimbau media massa (koran dan majalah) memberikan peluang selayak-layaknya lewat penyediaan rubrik yang di dalamnya memuat gambar kartun sebagai menu rutin media tersebut.

Pengalaman Kocak Jitet Koestana



Tidak Ada yang Ujug-ujug
Langsung Berhasil

Perkenalkan nama saya Jitet Koestana. Saya lahir di Semarang, Jawa Tengah, 4 Januari 1967. Kata orang sih, nama saya Koestana saja. Tetapi kata saya, ada tambahannya Jitet. Kalau nama pop artis-artis biasanya serba glamor dan keren, nama pop saya justru Jitet. Anda tahu apa artinya Jitet? Dalam bahasa Jawa jitet artinya mlithut. Kalau ada baju atau celana yang lobang atau sobek, karena tak ada kain lain yang mirip, maka karena tak sabar, biasanya langsung ambil jarum dan benang untuk dijahit secara militer, eh, paksa, maka hasilnya baju atau celana itu jadi mlithut karena dijitet.